Minggu, 13 Maret 2011

fotokuu :)

tugas TIK



Langkah-Langkah Upload Foto ke Picasa : 

  • buka website Picasa di : https://picasaweb.google.com
  • login menggunakan akun google.
  • klik Upload untuk mengunggah foto anda.
  • klik link teks creat a new album atau jika anda sudah mempunyai album, pilih album yang anda punyai .
  • jika membuat album baru, isi data-data album yang ingin di buat, judul, tanggal, dan uraian
  • klik tombol Continue.
  • gerakkan scroolbar ke bawah, lalu klik teks Basic Uploader.
  • klik tombol Browse. Pilih file foto yang ingin di upload dari file yang ada di komputer atau dari URL.
  • klik tombol Start Upload. Tungu sampai proses upload foto selesai.
  • foto yang sudah di upload akan di tampilkan
Langkah-Langkah Menambahkan Foto Pada Tulisan di Blog :
  • buka halaman web blogger di http://www.blogger.com atau buka melalui alamat http blod anda.
  • login ke akun blog anda dengan e-mail yang anda pakai untuk blod tersebut.
  • di halaman Dasbor, klik tombol New Entry
  • akan muncul halaman editor posting.
  • klik tombol Insert imagehalaman untuk menambahkan gambar akan di tampilkan.
  • klik tombol From Picasa Web Albums pilih album yang sudah kita buat sebelumnya di Picasa
  • foto yang terdapat pada album yang kita pilih akan tampil pada halaman Add Images.
  • pilih foto yang anda ingin, kemudian klik tombol Add Selected.
  • foto akan ditampilkan di halaman Editor Posting
  • jika ingin menempatkan foto di tengah atau di bawah dengan cara drag and drop.
  • kemudian tambahkan teks-teks panduan di bawahnya, kemudian klik tombol terbitkan entri. laman tersebut akan tampil di posting blog anda.

* The History of Titanic *




Titanic merupakan kapal uap penumpang terbesar di dunia pada masa peluncurannya. Pada saat pelayaran pertamanya dari Southampton, Inggris, dalam perjalanan ke New York City, pada Rabu 10 April 1912, di bawah kendali Kapten Edward J. Smith, Titanic menabrak gunung es pada 23:40 (waktu kapal), Minggu, 14 April 1912, dan tenggelam 2 jam 40 menit kemudian pada 2:20 pagi hari Senin. Bencana tersebut mengakibatkan kematian lebih 1.500 orang, menjadikannya sebagai bencana laut terburuk semasa aman dalam sejarah dan sampai kini paling termashyur.






Titanic dilengkapi dengan teknologi paling maju pada masa itu dan orang awam percaya bahwa ia “tidak mungkin tenggelam”. Ia amat mengejutkan bagi orang banyak bahwa walaupun dengan teknologi modern dan awak kapal yang berpengalaman, ternyata Titanic masih bisa tenggelam dengan jumlah kematian yang tinggi. Kegemparan media massa yang meliput bencana, para korban Titanic, serta legenda mengenai apa yang terjadi di atas kapal, mengakibatkan undang-undang laut diganti. Penemuan sisa-sisa bangkai kapal Titanic yang tenggelam terpecah di dasar laut pada 1985 yang ditemukan  oleh team   Jean-Louis Michel dan Robert Ballard, menjadikan Titanic lebih terkenal lagi.
-






Kapal Titanic merupakan kapal penumpang paling mewah dan terbesar yang pernah dibuat, dimiliki White Star Line, dibangun di galangan kapal Harland and Wolff di Belfast, Irlandia Utara yang dibiayai oleh hartawan Amerika, J.P Morgan dan perusahaannya International Mercantile Marine Co., dimulai pada 31 Maret 1909. Badan kapal Titanic selesai diproduksi pada 31 Mei 1911, dan perlengkapan dalam di selesaikan pada 31 Maret 1912 . Panjang Titanic 269 meter dan lebar 28 meter , berat mati 46.328 ton, dan ketinggian dari permukaan air ke geladak setinggi 18 meter.
-
Titanic dilengkapi 2 mesin dengan 4 silinder, 3 baling-baling, dan 1 turbin Parsons bertekanan rendah yang menggerakkan 3 baling-baling. Terdapat 29 ketel dipanaskan oleh 159 perapian batu bara yang mampu menghasilkan kecepatan sampai 23 knot (43 km/j). Hanya 3 dari 4 cerobong kapal setinggi 19 meter yang berfungsi; cerobong yang ke-4 digunakan sebagai lubang udara, dan untuk memperlihatkan kehebatan kapal. Kapal Titanic mampu membawa 3.547 penumpang dan awak kapal. Karena ia juga berfungsi  mengirim surat, maka namanya diberi penambahan kata depan RMS (Royal Mail Steamer). 











Pada waktu itu, fasilitas dan kemewahannya tidak dapat ditandingi. Ia menawarkan fasilitas kolam renang, ruang olah raga, pemandian Turki (Turki bath), perpustakaan dan gelanggang squash. Ruang kelas utama dihiasi seluruhnya dengan panel kayu, perabotan mewah dan perhiasan yang indah lainnya. Ia memiliki 3 lift untuk digunakan penumpang kelas utama dan, satu inovasi pada waktu itu, 1 lift bagi penumpang kelas 2.









Titanic mempunyai 3 bagian kelas penumpang yang dipisahkan. Kelas ke-3 juga dikenal sebagai geladak, terdiri dari kabin kecil di dek bawah, diisi oleh kebanyakan pendatang dari Inggris yang mengharapkan penghidupan lebih baik di Amerika. Kabin dan ruang kelas ke-2, terletak di bagian belakang, memiliki fasilitas yang sama dengan kelas 1 di kapal lain. Kebanyakan penumpang kelas ke-2 pada mulanya menempati kelas 1 di kapal yang lain tetapi, karena tidak tersedianya batu bara, maka dipindahkan ke Titanic. Kelas utama merupakan bagian kapal yang paling mewah.
-






Titanic dianggap sebagai puncak arsitektur laut dan pencapaian teknologi. Ia dianggap oleh majalah Ship Builders sebagai kapal yang “hampir tidak mungkin tenggelam.” Titanic terbagi atas 16 ruang kedap air dengan pintu yang beri pengunci elektrik dan akan menutup hanya dengan menekan satu tombol dari dek kapal; walaupun, sekat kapal tidak menghalangi keseluruhan ketinggian geladak (hanya sampai Dek-E). Titanic mampu terapung dengan baik walau 2 ruang tengah dipenuhi air atau 4 bagian pertama dipenuhi air; apabila lebih dari itu maka ia akan tenggelam.
-
Ketika Titanic bergerak meninggalkan tempat berlabuhnya, ombak yang dihasilkan oleh kapal tersebut menyebabkan kapal penumpang New York, yang berlabuh di dekatnya, putus tali tambatnya dan tertarik hampir (sekitar 4 kaki) dari Titanic sebelum kapal tunda New York pergi. Kejadian tersebut baru berhenti setelah satu jam. Selepas menyeberangi selat Inggris, Titanic berhenti di Cherbourg, Perancis, untuk menurunkan dan mengambil penumpang tambahan dan berhenti sekali lagi di Queenstown (sekarang ini dikenal sebagai Cobh, Irlandia), sebelum meneruskan pelayaran ke New York dengan 2.223 penumpang.
-
Pada malam Minggu, 14 April, pukul 23:40 waktu setempat, ketika Titanic berlayar di selatan Grand Banksdi Newfoundland, pengawas Fredrick Fleet dan Reginald Lee melihat bongkahan gunung es yang besar tepat di depan kapal. Fleet membunyikan loceng kapal sebanyak 3 kali dan menelepon dek pengawal memberitahu, “Gunung es, tepat di depan !“.
-
Opsir Pertama Murdoch langsung mengarahkan kemudi ke sisi kiri dan mengurangi kecepatan, kemudian mundurkan mesin kapal. Tabrakan ternyata tidak dapat terelakkan, dan gunung es terapung tersebut bergesekan dengan bagian lambung kanan kapal, dan merobek badan kapal di 4 bagian pertama dan mematahkan paku baja di bagian bawah kapal yang tertutup permukaan air sepanjang sekitar 91 m.
-
Pintu kedap air baru berhasil menutup rapat saat air sudah keburu memasuki 5 bagian kedap air pertama, lebih 1 bagian dari apa yang dapat ditahan Titanic agar tidak tenggelam. Berat 5 bagian kedap air yang dimasuki air menarik kapal ke bawah melebihi ketinggian dinding kedap air, kemudian air memasuki bagian lain. Kapten Smith, merasakan guncangan hantaman itu, sesampainya ke dek pengawal dan memerintahkan berhenti sepenuhnya. Setelah pemeriksaan oleh pegawai kapten dan Thomas Andrews, sadar bahwa Titanic akan tenggelam, dan setelah tengah malam pada 15 April, perahu penyelamat disiapkan dan pengumuman keadaan darurat diberitahukan.
-
Perahu penyelamat pertama, diturunkan pada pukul 00:40 waktu setempat di sebelah kanan kapal dengan hanya di isi 28 orang penumpang di atasnya. Titanic membawa 20 perahu penyelamat dengan kapasitas penuh 1.178 penumpang. Walaupun tidak mencukupi untuk membawa semua penumpang dan awak kapal, Titanic membawa cukup perahu penyelamat dan pelampung karena peraturan yang ditetapkan oleh Lembaga Peraturan Inggris. Pada masa itu, jumlah perahu penyelamat yang diperlukan ditetapkan menurut berat mati kapal, bukannya jumlah penumpang yang dibawanya.
-
Penumpang kelas utama dan ke-2 dengan mudah bisa mencapai perahu penyelamat dengan tangga yang menuju ke dek perahu tetapi penumpang kelas ke-3 lebih sulit. Banyak terdapat jalur dari bagian bawah kapal sulit dipahami dan menyulitkan mereka untuk sampai ke perahu penyelamat. Lebih buruk lagi, penumpang kelas 3 pintu dikunci oleh awak kapal yang menunggu giliran untuk diijinkan naik ke geladak kapal.
-
Pada mulanya, penumpang enggan meninggalkan Titanic untuk menaiki perahu penyelamat yang kecil karena merasakan Titanic lebih aman dan tidak ada tanda-tanda apapun sedang berada dalam bahaya atau pun tenggelam. Ini menyebabkan kebanyakan perahu penyelamat dilepas dengan separuhnya kosong; 1 perahu yang mampu membawa 40 orang penumpang. s
-
Wanita dan anak-anak diutamakan untuk menaiki perahu penyelamat. Opsir kedua Lightoller, yang mengisi perahu penyelamat di sebelah kiri kapal, hanya memperbolehkan laki-laki yang diperlukan sebagai pengayuh dan tidak untuk alasan lainnya; walaupun masih terdapat tempat kosong. Opsir Pertama Murdoch, yang mengisi perahu di sebelah kanan kapal, memperbolehkan laki-laki naik apabila wanita tidak ada yang mau naik lagi.
-
Saat kapal semakin tenggelam, penumpang mulai cemas dan sebagian perahu penyelamat dilepas dengan penumpang penuh. Pada 02:05 waktu setempat, seluruh bagian depan haluan kapal tenggelam di bawah air, kecuali 2 buah perahu, semua perahu penyelamat lain telah diturunkan.
-
Sekitar 02:10 waktu setempat, bagian belakang kapal terangkat dari permukaan air memperlihatkan bagian bawah kapal, kemudi, dan baling-baling kapal, dan pada pukul 02:17 waktu setempat permukaan air membanjiri geladak perahu. Keadaan semakin parah saat 2 perahu penyelamat terakhir terapung dari geladak, 1 terbalik dan 1 lagi separuhnya telah berisi air. Tidak lama kemudian, cerobong asap paling depan jatuh, meremukkan sebagian dek pengawal dan menimpa mereka yang terapung dalam air.
-
Di geladak, para penumpang berlari ke arah belakang atau melompat ke laut dangan harapan dapat sampai ke perahu penyelamat. Bagian belakang kapal perlahan-lahan terangkat ke atas, dan barang-barang yang tidak terikat berjatuhan ke laut. Sewaktu bagian belakang kapal terangkat, sistem eletrik mati dan lampu mulai padam. Tidak lama kemudian, pada bagian badan kapal yang tidak kuat menahan beban mengakibatkan Titanic pecah menjadi 2 bagian antara 2 cerobong terakhir, dan bagian depan tenggelam sepenuhnya. Bagian belakang kapal langsung terhempas kembali di permukaan air dan terangkat tegak lurus. Selepas beberapa saat, pada pukul 02:20 waktu setempat, semuanya tenggelam ke laut.
-
Dari sejumlah 2.223 penumpang, hanya 706 penumpang yang selamat; 1.517 penumpang tewas. Kebanyakan penumpang tewas disebabkan karena korban terkena hypothermia dalam air bersuhu −2 °C. Hanya 2 dari 18 perahu penyelamat yang kembali untuk menyelamatkan korban yang tenggelam dalam air selepas kapal tenggelam. Perahu penyelamat nomor 4 kembali dan menyelamatkan 5 orang, 2 dari mereka kemudian tewas.
-
Hampir 1 jam kemudian perahu penyelamat nomor 14 kembali dan menyelamatkan 4 orang penumpang dimana 1 penumpang kemudian tewas juga. Penumpang yang lain berhasil menaiki perahu penyelamat yang terapung dari geladak.-
Kedua bagian kapal tersebut tenggelam dengan cara berbeda. Bagian depan menancap kira-kira 609 m di bawah permukaan dasar laut dan tenggelam dengan agak perlahan. Sedangkan bagian belakang tenggelam dengan cepat ke dasar lautan; badan kapal terburai akibat terdapat udara yang terperangkap di dalam kapal. Bagian belakang kapal menghantam dasar dengan kecepatan tinggi, terbenam jauh ke dalam lumpur.






Hampir 2 jam setelah Titanic tenggelam, kapal RMS Carpathia tiba di tempat kejadian, dan dalam beberapa jam kemudian mereka yang masih hidup diselamatkan









Senin, 07 Maret 2011

* Segitiga Bermuda *



Ini merupakan satu misteri besar dalam sejarah. Sebuah wilayah di kawasan Samudera Atlantik yang menelan banyak korban. Dilaporkan ratusan kapal laut dan pesawat udara hilang di areal ini, lenyap sama sekali tanpa bekas. Zona maut yang dikenal sebagai Segitiga Bermuda (Bermuda Triangle)!


Zona itu membentuk segitiga imajiner seluas 4 juta km persegi. Segitiga itu akan terbentuk di peta seandainya sebuah garis ditarik dari Kepulauan Bermuda (teritorial Inggris) sebagai titik di wilayah utara; menuju ke Puerto Rico (AS) sebagai titik di selatan; kemudian diteruskan ke Miami (Negara Bagian Florida, AS) sebagai titik di barat; dan garis terakhir ditarik dari Miami menuju Kepulauan Bahama.


Kisah tentang keanehan di kawasan Samudera Atlantik itu tidak diketahui pasti sejak kapan persisnya, namun berbagai cerita yang berkembang merujuk sejak masa pelayaran pertama melintasi daerah barat daya Kepulauan Bermuda.


Bahkan Christopher Columbus pernah mencatat misteri yang terjadi di sini dalam pelayaran penjelajahan samuderanya. Tahun 1942, saat Colombus bergerak menuju Amerika, ia melintasi Samudera Atlantik yang termasuk kawasan Segitiga Bermuda.


Ia mencatat tentang laut yang tampak aneh walau cuaca tampak baik. Kompas kapal-nya tiba-tiba mengalami kekacauan, berputar tak tentu arah. Colombus mencatat, pada suatu malam kru kapalnya melihat pijar bola-bola api di angkasa yang menghujam laut. Namun seluruh pelayaran Colombus terbilang aman.


Menurut catatan lain, sebuah kapal Atlanta berbendera Inggris (1880) dilaporkan lenyap dikawasan Segitiga Bermuda.�Seluruh penumpang berjumlah ratusan pelaut dan perwira AL Inggris lenyap tak berbekas. Lalu Oktober 1951, kapal tanker Southern Isles lenyap ketika berlayar dalam konvoi.


Iring-iringan kapal lain hanya melihatnya cahaya kapal itu terakhir kali sebelum hilang tanpa bekas. Insiden lain kapal tanker Southern Districts tenggelam dengan cara yang sama pada Desember 1954. Ia hilang tanpa meninggalkan SOS ketika berlayar melintasi wilayah Segitiga Bermuda menuju utara arah South Carolina.


Masih banyak lagi kapal-kapal laut yang dilaporkan hilang di wilayah yang juga dijuluki Segitiga Setan (Devil�s Triangle) itu. Tak kurang dari ratusan kapal lenyap tanpa bekas sama sekali. Dan bukan hanya kapal-kapal laut, pesawat terbang juga tak luput dari naas.


Sebut saja yang terbesar adalah hilangnya satu skuadron pesawat latih AL AS, Flight 19 pada 5 Desember 1945. Lima pesawat pembom Grumman TMB-3 Avenger itu lenyap beserta 14 pilot dan kru-nya. Satu insiden dalam dunia penerbangan yang paling menghebohkan. Bahkan satu pesawat amfibi PBM Mariner yang mengemban misi penyelamatan kelima pesawat itu mengalami nasib serupa, hilang di Segitiga Bermuda sekitar beserta 13 kru dan tim SAR.


Semua kapal laut atau pesawat udara yang dilaporkan hilang di Segitiga Bermuda, memang tidak pernah ditemukan bangkainya bahkan seluruh korban manusianya juga hilang tanpa bekas. Inilah yang membuat banyak ahli pusing dan berspekulasi mengenai sebab musabab peristiwa seperti itu bisa terjadi.






Beberapa Teori Penjelasan
Sampai tahun 1999 saja, tercatat masih ada kapal modern berukuran besar yang hilang tanpa jejak di Segitiga Bermuda. Banyak teori yang kemudian dihubung-hubungkan dengan peristiwa yang terjadi di Segitiga Bermuda. Kenyataannya, misteri di Segitiga Bermuda belum jua terkuak hingga kini.


Dari sekian banyak teori, ada yang menyebutkan teori pelengkungan waktu, medan gravitasi terbalik, abrasi atmosfer, teori anomali magnetik-gravitasi. Di samping itu masih ada teori tentang fenomena gempa laut, serangan gelombang tidal, hingga lubang hitam (black-hole) yang hanya terjadi di angkasa luar sana. Dan ada juga yang menghubungkannya dengan UFO dan menghilangnya Benua Atlantis.


Dari sekian banyak konsep dan teori yang berupaya menjelaskan fenomena alam itu, justru Lawrence David Kusche memberikan penjelasan kontroversial. Dalam bukunya The Bermuda Triangle Mystery Solve (1975), Kusche mematahkan semua anggapan dan teori spekulasi yang diajukan terhadap Segitiga Bermuda. Ia lebih menganggap peristiwa yang terjadi di kawasan itu terlalu dibesar-besarkan.


Beberapa kesimpulan Kusche: kapal-kapal dan pesawat terbang yang dilaporkan hilang di daerah tersebut tidak begitu besar secara signifikan bila dibandingkan dengan yang terjadi di belahan samudera lainnya. Ia menyatakan, dalam daerah yang sering mengalami badai tropis, jumlah yang hilang itu sebagian besarnya tidaklah begitu menyolok ataupun bersifat misterius.


Kusche beranggapan, angka-angka yang menunjukkan jumlah korban itu sendiri cenderung membesar-besarkan hasil riset. Misalnya, sebuah kapal boat dinyatakan hilang, namun akhirnya dia kembali dan tidak dilaporkan. Ia juga �menyindir� para penulis yang terlalu membesar-besarkan perihal misteri di Segitiga Bermuda walau datanya kurang atau karena salah tafsir demi kepentingan sensasi.


Apapun ceritanya, setidaknya Segitiga Bermuda tetap menyimpan misteri. Banyak ahli masih mengkaji fenomena alam ini. Masih diperlukan penjelasan ilmiah yang bisa menjawab semua pertanyaan besar itu tanpa keraguan. (berbagai sumber)





Lenyapnya Flight 19!
Satu kisah yang mengubah mitos Segitiga Bermuda adalah misteri hilangnya Flight 19. Skuadron 5 pesawat pembom AL AS itu hilang tanpa jejak di kawasan Segitiga Bermuda saat melakukan latihan rutin. Bahkan satu pesawat amfibi tim penyelamat pertama yang mencoba mencarinya juga dilaporkan hilang beserta seluruh kru dan tim SAR.


Hari itu 5 Desember 1945. Di Naval Air Station Fort Lauderdale (pangkalan udara AL AS), Florida, lima pesawat pembom TBM Avenger dipersenjatai dan bahan bakar diisi penuh untuk penerbangan lima jam. Kru darat melaporkan kelima pesawat pembom itu laik terbang dan kondisi mesinnya prima. Kelimanya dipersiapkan untuk latihan terbang tempur rutin.


Pukul 14.10, kelima pesawat itu dengan kode penerbangan Flight 19 lepas landas dari pangkalan dengan pilot pelatih Letnan Charles Taylor yang juga menjadi komandan penerbangan. Taylor dikenal sebagai pilot tempur yang cakap dan berpengalaman pada perang Pasifik melawan Jepang di masa Perang Dunia II. Ia akan melatih 14 pilot, navigator dan juru tembak pesawat melakukan manuver tempur dan pemboman di sekitar Samudera Atlantik.


Misi latihan ini melewati rute penerbangan ke timur sejauh 56 mil menuju Beting Hens and Chickens, di selatan Grand Bahama untuk melakukan latihan pemboman rendah sebelum manuver ke 67 mil ke timur, 73 mil ke utara dan lantas 120 mil kembali ke pangkalan di Lauderdale.


Hari itu cukup cerah. Bagian pertama misi berlangsung lancar sampai sesi pengeboman di Beting Hens and Chickens sekitar pukul 14.30. Pada pukul 14.40 seluruh formasi pesawat bergabung kembali dan mengarah ke timur menuju Great Stirrup Cay yang terletak 67 mil mengarah ke timur dan 113 mil ke timur Florida.





Awal Tragedi
Sekitar pukul 15.10 mereka menuju ke arah baratdaya. Dari sini komunikasi sesama pesawat latih terdengar membingungkan. Kru darat yang memantau latihan menafsir bahwa telah terjadi sesuatu di atas sana, namun ia belum mendapat konfirmasi dari komandan latih yakni Lt Taylor.


Pukul 15.45, Letnan Robert Cox, instruktur penerbangan senior yang sering terbang mengitari Fort Lauderdale dan bergabung dengan skuadron latih, memantau Flight 19. Ia mendengarkan prosesi latihan melalui radio komunikasi yang mulai kacau.


Pukul 16.00, Letnan Taylor mengontak Letnan Cox bahwa kedua kompas miliknya rusak dan ia kehilangan arah penerbangan. Lewat radio ia memberitahu bahwa pesawatnya berusaha untuk kembali ke Fort Lauderdale dan kemungkinan sedang melintas di Florida Keys. Namun, ia tak bisa memastikan arah penerbangan untuk kembali ke pangkalan.


�Saya berada di ketinggian 2.300 kaki. Jangan datang kemari.� Letnan Taylor merasa yakin bahwa dia sudah berada di kawasan Florida Keys yang mengarah menuju utara ke Teluk Meksiko.


Dipantau ketat melalui radio, setelah terbang ke utara selama sejam, Taylor kembali ke arah timur yang diyakininya akan membawa seluruh skuadron kembali ke arah Florida menuju pangkalan. Waktu berlalu dan senja mulai menyarungi angkasa, namun kelima pesawat belum juga mendarat di pangkalan.


Saat malam menjelang, pada pukul 18.04 transmisi radio terakhir terdengar dari Flight 19 yang mengindikasikan mereka berada di utara Bahama dan jauh di timur Florida. Letnan Taylor menyatakan bahwa bahan bakar pesawat pembom yang mereka terbangkan semakin menipis.


Pada 18.20, Taylor berinisiatif untuk meneruskan perjalanan ke arah timur. Ia memberi perintah darurat kepada seluruh pilot untuk merapatkan formasi agar bisa saling memantau. Lalu terdengar transimisi terakhir yang terpotong-potong: �Kita akan mendarat begitu melihat daratan� jika bahan bakar tinggal 10 galon, maka kita melakukan pendaratan di laut��. Pada masa genting ini komunikasi radio dengan Flight 19 mengalami gangguan. Suaranya tak jelas kabur dan akhirnya menghilang. Suara terakhir yang terpantau adalah: �We are entering white water�, nothing seems right. We don�t know where we are, the water is green, no white�.�





Misi Pencarian
Sampai pukul 19.00 ternyata tidak ada kabar lagi dari Flight 19. Kru darat di Fort Lauderdale kemudian meminta bantuan seluruh penerbangan AL AS untuk melakukan pencarian. Panggilan darurat itu dijawab dengan mempersiapkan sebuah pesawat amfibi Martin PBM Mariner dengan tim SAR laut militer. Semua kru dan tim berjumlah 13 orang.


Pukul 19.47, pesawat itu mengudara dan menjalankan misi pencarian. Namun naas, 23 menit setelah mengudara transmisi radio dari pesawat pencari ke darat tiba-tiba terputus. Dan tidak ada kabar mengenai pesawat tersebut. Belakangan ada laporan dari dua tanker yang berlayar di sekitar perairan tersebut bahwa mereka melihat bola api menghujam ke laut. Namun setelah mendekat ke arah jatuhnya bola api, mereka hanya menemukan sejumput genangan minyak tanpa ada bekas lain.


Pencarian berskala besar pun dilakukan yang berlangsung hingga 10 Desember 1945. Dilakukan penyisiran di seluruh kawasan yang mungkin bisa dilalui Flight 19, namun hasilnya tetap nihil.


Misi pencarian ini adalah yang terbesar dalam sejarah yang melibatkan ratusan kapal laut dan pesawat udara. Namun, kelima pesawat dalam Flight 19 tidak ditemukan jejaknya sama sekali begitu juga pesawat penyelamat PBM Mariner. Belakangan disimpulkan, pesawat penyelamat yang hilang itu diduga meledak karena kebocoran bahan bakar. Tetapi lima pesawat lain sama sekali tidak diketahui bagaimana persisnya mereka bisa menghilang.